Rabu, 08 April 2015

BERGURU PADA HOS. COKRO AMINOTO




Oemar Said Tjokroaminoto, merupakan guru bangsa yang mempunyai kharismatik yang tinggi. Beliau memiliki kewibawaan yang luar biasa. Beliau yang mengenalkan kepada masyarakat, bagaimana seharusnya kita duduk di depan belanda. Ia dalam sebuah fotonya, berpose mengenakan sarung yang mencerminkan priyayi jawa, dimana ia duduk dengan kaki diatas menunjukkan menantang kepada belanda. Sikap seperti itu merupakan tabu pada masanya. Konon, beliaulah yang awal mengajarkan sikap untuk tidak tunduk ketika bertatap dengan belanda itu.

Beliau merupakan tokoh yang mempunyai wawasan dan cara berfikir yang modern. Beliau tahu dan menghormati potensi anak didiknya. Terbukti pada akhirnya lahir pergerakan-pergerakan; Soekarno sebagai nasionalis. Semaoen, Alimin, Muso yang menjadi sosialis/ komunis. Dan Kartosuwiryo yang Islam. Pada akhirnya, murid-muridnya itu saling berselisih sampai pemberontakan oleh Muso di Madiun, dari Partai Komunis indonesia yang mendirikan Republik Soviet Indonesia, kemudian Soekarno menghancurkannya dengan mengutus Divisi Siliwangi. Lantas, ada pemberontakan pimpinan Kartosuwiryo dengan menyuarakan Negara IslamIndonesia

Beliau adalah tokoh yang menginspirasi dan menggerakkan. Kedekatannya dengan rakyat kecil bukan karena pencitraan alias pura-pura. Beliau mendirikan Partai Syarekat Islam pada 1912, yang sebelumnya bernama SyarekatDagang Islam

Meskipun ia sudah tiada namun ia tetap tokoh penyengat, di mana banyak orang yang tersengat setelah membaca karya tulisnya. Salah buku yang banyak dibicarakan orang adalah buku berjudul Islam dan Sosialisme.

Ya, Soekarno, Muso, Tan Malaka, Semaoen, Alimin, M. Natsir, Kartosuwiryo, Agus Salim adalah orang-orang besar yang pernah bertemu dan tersengat ilmunya. Beliau adalah manusia yang mempunyai tauhid yang tinggi. Itu yang pada akhirnya melahirkan pemikiran persaman, yakni anti kolonialisme.

Raja jawa tanpa mahkota adalah sebutan baginya sebab beliau bukan keturunan raja jawa namun beliau mampu menjadi manusia panutan yang menggerakkan pada masanya. Itu karena gagasan, sikapnya yang wibawa tanpa mau kompromi dengan belanda. Tercermin penampilannya yang mempunyai brengos melengkung ke atas. Modelnya yang parlente tidak mau merasa rendah diri hanya karena orang jawa didepan belanda.

Tag;





Tidak ada komentar:

Posting Komentar