Kang Marjuki
“bila anda ingin menghancurkan sebuah bangsa,
anda cukup merobohkan system pendidikannya”,
kata seorang teman di sebuah
waroeng Kopi kemarin.
Munculnya berbagai masalah dan isu-isu global
seperti pelanggaran hak asasi manusia, fenomena kekerasan, realitas budaya
etnik, dan agama, lingkungan hidup, perdamaian dunia dan penyalahgunaan narkoba
serta persaingan yang tidak sehat antar pelajar, membuat para ahli pendidikan
berfikir keras mencari system pendidikan yang relevan untuk menjawa tantangan
zaman. Di tanah air kondisi pendidikan lebih memprihatinkan lagi, karena
beberapa infrastruktur pendidikan belum banyak terpenuhi, termasuk sumber daya
manusia para pengelola dan guru. Karena itu dari beberapa masalah yang
berkaitan dengan pendidikan ini, yang paling menonjol dan mendesak untuk
dibicarakan secara serius dan terbuka, adalah persoalan metode pembelajaran,
yang tentunya sangat berkaitan dengan kualitas guru.
Di era Indonesia baru, pendidikan nasional kita
setidaknya menghadapi empat tantangan besar. Pertama, tantangan untuk
meningkatkan nilai tambah. Kedua tantangan untuk melakukanpengkajian secara
komprehensif dan mendalam terhadap terjadinya transformasi struktur masyarakat.
Ketiga, tantangan di era global yang semakin ketat. Keempat, munculnya
kolonialisme baru dibidang iptek dan ekonomi menggantikan colonial.
Tentang solusi mengenai problem tantangan
pendidikan ini saya sudah menulis artikel berjudul : 4 PILAR PENDIDIKAN MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN.
Banyak orang sudah mengetahui, bahwa ternyata
potensi yang dimiliki oleh otak manusia itu sungguh luar biasa. Namun sayangnya
potensi itu hanya tinggal potensi. Sebagian besar manusia belum bisa
menggunakan dan memanfaatkan kehebatan potensi otak yang dimilikinya. Orang
secerdas Einstein saja, konon baru berhasil mengaktualkan potensi otaknya
sebesar 20% yang disayangkan, sebagian besar kita tidak mengerti dan tidak
mengetahui cara memotivasi otak bahkan tidak tahu.
“your brain is like a sleeping giant”, begitu
kata tony Buzan seperti dikutip oleh Dan Vos dalam The Learning Revolutions
(1994). Karena itu, otak yang bagaikan raksasa tidur itu harus dibangunkan dan
diberi tempat cukup pupuk agar bisa tumbuh secara baik. Pertumbuhan otak pada
anak berusia empat tahun biasanya baru mencapai 50%, dan ketika anak berusia 8
tahun mencapai 80%. Pertumbuhan ini berjalan secara baik bila proses aktivasi
berjalan dengan optimal.
Berangkat dari potensi otak itu, selama ini
pendidikan kita hanya menekankan calistung; membaca, menulis, berhitung.
Maknanya itu belum bisa mengembangkan potensi otak manusia yang besar itu,
minimal menuju 70%. Menurut para pakar konsep calistung yang selama ini
diterapkan hanya mampu mengembangkan otak manusia di bawah 10%.
Lebih luas lagi, semua peradaban manusia ini gagal
memanfaatkan potensi otak yang telah diberikan Allah Swt, karena manusia tidak
bisa mengembangkan otaknya secara maksimal. Jika anda ingin mengokohkan tonggak
Negara Indoneisa ini, maka anda harus membangun peradaban manusia dengan
pendidikan bermutu menuju untuk 100 tahun ke depan dengan peradaban baru. Yang
lebih mengembangkan manusia dan, apakah kita berani? Wa Allahu A`lamu bi
Assowabi
Tag;
Indonesia menuju peradaban baru, Indonesia baru, hebatnya otak manusia, peradaban yang gagal
Baca Juga artikel terbaru saya:
1. Keuntungan bisnis online clik here
2. 4 pilar solusi pendidikan click here
3. Keindahan Sastra Al-Qur'an click here
Tidak ada komentar:
Posting Komentar