KAA 60: Membangkitkan bangsa Indonesia?
Saya berharap, tulisan saya ini bisa dalam
pembahasannya, tapi sulit berkonentrasi, haH!!
Besok adalah hari terakhir konferensi Asia
Afrika 60 yang diadakan di Jakarta Convention Center, yang pada hari terakhirnya
go to Bandung untuk mengenang sejarah. Ada yang menyebut dengan Konferensi
Bandung, sejarahnya merupakan kumpulan negara-negara Asia-Afrika yang baru saja
lepas dari penjajahan, mereka berkumpul dan bertekad menentang terhadap
penjajahan. (Informasi Lengkap baca: Wikipedia)
Dulu, KAA digelar pada 18-24 April 1955 di
Gedung Merdeka. Waktu itu Konferensi Asia Afrika digelar di Indonesia, Burma, Sri
Lanka, India, dan Pakistan dengan tujuan kerja sama ekonomi dan kebudayaan
Negara-negara di Asia dan Afrika, serta
melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Unisoviet, atau
Negara imperialis lainnya. Pada ujungnya
konferensi ini membentuk Gerakan Non-Blok pada 1961.
Pergerakan Non Blok adalah tiada keberpihakan
antara Blok Barat yang dikomandai oleh Amerika
dan Blok timur yang dikomandoi Uni Soviet saat itu. Gerakan Non Blok
bebas bersahabat dengan siapa pun namun persahabatan tanpa ikatan apapun,
maskudnya persahabatan murni dalam meningkatkan kerja sama ekonomi bukan kerja
sama sebab politik mendukung perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
Indonesia sangat perlu memperingati KAA itu
sebab itu adalah gebrakan dunia menentang perang melawan penjajahan oleh negara-negara
sombong itu. Indonesia harus bangga sebagai Negara yang punya sejarah seperti
itu. Indonesia pernah mempunyai taji di hadapan Negara-negara preman. Indonesia
meski bangkit dengan sejarah itu. Indonesia tidak boleh melupakan sejarah itu,
kalau dulu ia adalah singa yang mengaum.
Peringatan KAA yang kini telah sampai pada tahun
ke 60, tiap tahun diperingati oleh Indonesia untuk mewujudkan betapa Indonesia
adalah pernah bertaji dan membangkitkan taji itu. Tentu, itu menjadi mustahil
jika membangkitkan tanpa ada perencanaan yang matang tau kalau mau hanya
menjadi seremonila tanpa bereksistensi.
24 April 2015 tadi, merupakan penutupan KAA 60
di Bandung, tentu adalah keharusan mewujudkan Dasasila Bandung yang di baca
kembali tadi oleh Bapak Ridwan Kamil, selaku Wali Kota Bandung. Bukankah itu
esensi dari KAA?
Betapa kemiskinan terus menggerogoti rakyat
ketika system-sistem ekonomi ini tetap dipelihara. KAA 60 adalah layaknya air
yang diguyur pada orang yang sedang tidur. Tentu, harapan kami orang tidur itu
tidak sedang memakai jas hujan. Sebab 60 tahun adalah waktu yang lama, bisa
nggak ia bangun dari tidur? Jangan-jangan sangking lamanya tidur ia sudah mati.
Selain ia diguyur air, mungkin juga perlu
stimulasi layakya membangkitkan Kumbakarna dalam wiracarita Ramayana itu, yakni
dibangunkan dengan makanan-makanan yang enak, artinya membangkitkan bangsa yang
sedang tidur ini mungkin bisa dengan itu, tapi entah apa stimulusnya?
Kalau tetap tidak bisa bangun lagi, wah bahaya!
Oh ya, ada bisnis online bagus sobat, yakni di Neobux anda bisa daftar disini
Tentu harus bisa, tidak bisa ada tawaran untuk
tidak bisa bangkit. Sebab, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin atau
kalau tidak bisa akan hancur.
Telah lama tidur. Tidak hanya sehari atau dua
hari namun telah tidur selama 60 tahun. Pertanyaannya, kalau bangun dari tidur
apa ia tidak bingung. HaH!!
Bagaimana kalau dia berjalan ngawur? Berjalan ngawur
saja asal bisa menunjukkan betapa saya adalah orang hebat yang dulu pernah disegani orang karena
punya daya explorasi dan super hero di masanya. Apa nggak malah Cuman jadi
tontonan anak kecil? Jangan salah, anak kecil itu suka memainkan benda-benda
yang menurutnya menarik, tidak serem dan lucu. Bagaimana kalau yang membuat
tontonan itu tukang sirkuit ? Bisa-bisa orang itu cukup jadi hiburan belaka
tanpa punya taji untuk revolusi. Okelah kita pahami, orang itu punya daya
kemampuan explorasi yang luar biasa dan mampu menjadi hero dalam jagad raya
sekarang. Tapi sayangnya orang ini
kadung menjadi kacung. Pertanyaannya, apakah ia tetap bertaji? sementara
explorasinya adalah hasil program dari juragan. Apakah ia bisa merdeka dari
juragannya, sementara ia sadar namun ia merasa itu tidak penting. Baginya,
sekarang adalah kepemimpinan global. Harapan saya untuk garuda, saya hanya bisa
mendo’akan, dan jangan pernah meremehkan kekuatan do’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar